Setelah menunggu 9 tahun akhirnya saya bisa baca lanjutan dari novel favorit saya "HARRY POTTER" saya masih inget ketika Harry Potter And The Deathly Hallows rilis waktu itu saya masih kelas 2 SMP, pada 2015 sequel dari my beloved book pun dirilis dalam bentuk pertunjukkan teater di West End London, dan akhirnya di tahun 2016 ini naskah pertunjukan tersebut pun ditulis dalam bentuk buku! Jadi bisa dibayangkan lah rasanya kaya apa? saya nunggu dari kelas 2 SMP sampai sekarang saya sudah menghitung hari menuju sidang skripsi. Well biarpun secara teknis ini bukan murni karya JK Rowling, Rowling hanya terlibat “membimbing” pembuatan cerita dan naskah pertunjukkanya diserahkan penuh Jack Thorne, untuk penulis bukunya sendiri Jack Thorne bekerja sama dengan John Tiffany, biarpun bukan cerita "ori" dari Rowling tapi sudah menjadi kewajiban buat saya harus baca bukunya (karena saya gak mungkin pergi ke London buat nonton pertunjukkannya) anyhoo ini pendapat dan review saya
[SPOILER ALERT!]
Jadi buku ini dibagi dalam 2 bagian dalam satu buku part 1 dan 2 (sama
dengan pertujukan teaternya act 1 & act 2) Pas saya baca bukunya jujur otak
saya terlalu banyak ngomong "bentar, bentar, bentar, huh?" kenapa?
well karena di buku ini banyak banget ketidak konsistenan dari carita original
yang pernah dibuat JK Rowling selain ketidak konsistenan buku ini juga banyak
mengaharidkan twist yang terkesan aneh dan ala-ala fanfiction, saya jadi berpikir
kok bisa ya JK Rowling membiarkan Jack Thorne (penulis
naskah pertunjukan sekaligus bukunya) merusak masterpiece karyanya dan
menyetujui cerita ini dijadikan buku? dari
beberapa hal tersebut beberapa hal ini yang menurut saya paling parah.
1.
Pertama (& yang
paling krusial) masalah time turner, oke kita semua tau di buku ketiga JK
Rowling membuat "kecerobohan" dengan menghadirkan time turner, karena
dengan time turner kita bisa balik ke masa lalu jadi kenapa time turner
tersebut gak dipakai buat mencegah Tom Riddle sebelum semuanya terlambat dan
menyadari hal tersebut JK Rowling pun memutuskan untuk menhapus segala bentuk cerita yang berbau
perjalanan waktu dan memutuskan bahwa alur waktu Harry Potter akan dibuat
natural maju dengan menghancurkan time turner pada pertarungan di kementrian
sihir (buku ke 5). Saya gak tau apa yang
ada di dalam otaknya Jack Thorne sampai akhirnya mereka
sepakat memutuskan "Let's bring back the bloody time turner!" jadi
dalam buku ini time turner kembali "beraksi" bahkan menjadi pokok
penting dalam cerita & you know what? yang nyimpen time turner itu ternyata
Harry Potter! di tahun 2020 Amos Diggory menemui Harry Potter & meminta
time turner untuk menyelamatkan anaknya (Cedric) dari Tiwizard Turnament tapi
Harry menolak dan akhirnya time turner ini dipakai diam-diam oleh anaknya Albus Potter
& teman dekatnya Scorpius Malfoy untuk kembali ke tahun di mana Cedric Diggory dibunuh
Voldemort. Albus melakukan hal ini
karena dirinya ingin membuktikan kepada ayahnya kalau dia bisa keluar dari
bayang2 ayahnya yang you know lah ya dia "the choosen one”, pada akhirnya
time turner itu pun kembali di hancurkan but guess what? Ternyata bukan cuma satu
tapi masih ada 5 prototype time turner yang lain (seriously WTF?).
2.
Say Hello to Scorpibus (?) the Drarry
2.0. Okay kebanyakan dari Harry Potter
fans pasti tau nickname “Drarry” dong? yup! Nickname yang diberikan oleh para
Potterhead untuk Draco & Harry mungkin ada jutaan fan fiction yang
menceritakan Drarry bertebaran di internet, tapi sayangnya dalam cerita Harry
Potter yang dibuat JK Rowling hal itu mustahil terjadi karena, pertama, Harry
dan Draco merupakan rival dalam buku 1-7 kedua, baik Draco maupun Harry
keduanya bukan lah seorang gay so the Drarry thing just exist in fan fiction
world. Dan lagi… saya gagal paham apa
yang ada di pikiran Jack Thorne pada saat itu, mungkin ini
yang mereka pikirkan saat menulis naskah The Cursed Child: “Okay we all agreed
that Draco and Harry will make a hell’a power couple but they can’t be together
so how about we make their sons date each other but not exactly dating we're gonna just teasing the readers”. Secara teknis Scorpius Malfoy & Albus Potter bukan (belum
menjadi) sepasang kekasih, tapi kedekatan kedua bocah tersebut mengindikasikan
kalau ada yang spesial di antara mereka (because there's no bromancr like that seriously) ya mirip-mirip Hermione & Ron di
awal-awal lah, pada saat Albus menggunakan time turner untuk
kembali ke tahun di mana Cedric dibunuh Scorpius berjanji kalau dia akan selalu
berada di sisi Albus di manapun dan kapanpun.
Homosexualitas bukan lah hal baru di dalam dunia sihir JK Rowling
seperti yang kita ketahui kalau Prof. Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore,
O.M., X.J.(Sorc.) S. Mag.Q. merupakan seorang gay, yang menjadi masalah saya di
sini adalah hal ini membuat ceritanya mirip dengan cerita fan fiction ala-ala
Drarry, seolah-olah karena para Potterhead “gagal menjodohkan” Harry & Draco
membuat kedua penulis tersebut “mengabulkan” harapan para Potterhead yang
memuja hal tersebut dan mewariskannya pada anak mereka. Selain kedekatan mereka berdua masalah lainnya juga muncul ketika shorting hat menyeleksi Albus ke Slytherin tanpa adanya "kompromi" padahal dalam cerita yang dibuat oleh JK Rowling semua anak dapat memilih asrama pilihannya dan sorting hat akan mempertimbangkannya seperti apa yang dijelaskan Harry pada Albus pada epilog buku ke 7
3.
Delphini (Riddle-Lestrange) Diggory. Okay kalau menurut kalian kedua hal di atas
terkesan aneh tunggu sampai kalian baca ini.
Bellatrix Lestrange & Lord Voldemort punya anak! Yup! Yup! Yup! Helo!!!
Kejutaaann!!! Jadi sebelum perang sihir tahun 1998 di Hogwarts Bella melahirkan
seorang anak perempuan secara diam-diam di rumah Malfoy (Malfoy Manor) dari
hasil perselingkuhannya dengan bosnya sendiri Tom Riddle a.k.a Lord Voldemort oh
poor Rodolphus his wife cheated on him with his own boss :(. Dalam Harry Potter
And The Cursed Child Delphi merupakan tokoh antagonis utama dan ketika
identitanya terbuka barulah kita tahu kalau yang dimaksud dalam judul buku ini
adalah dirinya (Delphini) Delhpi tinggal bersama Amos Diggory (dibawah mantera Confundus) menyamar sebagi keponakannya. Seperti kedua
hal yang sudah saya jelaskan sebelumnya lagi-lagi Thorne & Tiffany selalu
punya cara buat menghancurkan cerita yang dengan susah payah dibuat oleh JK
Rowling, bukan hanya kehadirannya dalam cerita saja yang “aneh” tapi alur waktu
saat Bella mengandung dan melahirkannya pun akan terkesan aneh, tidak
dijelaskan kapan tepatnya Delphi lahir tapi dari kemungkinan yang ada pada saat
trio Harry mendatangi rumah Malfoy sebelum perang sihir untuk menyelamatkan
Luna & Olivander tidak ada tanda-tanda kalau Bella sedang hamil (ya tentu
karena pada saat itu Rowling tidak membuat ceritanya demikian) jadi bisa
diasumsikan kalau Bella sudah melahirkan anaknya pada saat itu itu artinya
kehamilan Bella diperkirakan berlangsung pada pertengahan sampai akhir tahun 90’an
(sebelum 1998). And again cerita ini
sangat dipaksakan oleh kedua penulisnya tersebut, kita tahu bahwa sumber
kejahatan utama dalam dunia Harry Potter berasal dari Salazar Slytherin tapi
sejak kematian Tom Riddle / Lord Voldemort yang merupakan keturunan dari
Salazar pada tahun 1998 membuat warisan keturunan itu pun terputus dan hal itu
yang mungkin membuat kedua penulis tersebut menghadirkan sosok Delphina sebagai
tokoh antagonis utama dalam karyanya, tapi seperti yang sudah saya katakana hal
ini terlalu dipaksakan.
Bottom line: It was a big dissappointment for me karena cerita yang
dihadirkan tidak berbeda dengan fan fiction yang banyak ditulis sama anak
remaja dengan twist yang "aneh" dan dibumbui cerita romance ala-ala standar
fanfic remaja bedanya cuma dengan penulisan yang lebih bagus jadi bisa saya
katakan kalau Harry Potter And The Cursed Child is basically Well-Crafted Fan
Fiction. But don't get me wrong i still love the magical world that JK Rowling
has created for all of Harry Potter fans (including me) dan ulasan ini cuma pendapat
dari saya yang subjektif dan spesifik pada buku bukan pada pertunjukan teater,
saya belum pernah menyaksikan pertunjukkan teaternya dan mungkin pertunjukan
teaternya tidak seburuk bukunya (mungkin loh ya).