Ilustrasi |
Halo
blogsphere!! UAS udah didepan mata, dan
seperti biasanya di akhir semester selalu ada yang namanya kuesioner atau
angket untuk menilai kinerja para pengajar [Dosen] dalam proses belajar
mengajar, jadi bukan Cuma Dosen aja yang bisa ngasih nilai ke Mahasiswanya tapi
Mahasiswa juga bisa menilai kinerja Dosen hihihihi….., ini penting loh, karena
hal ini bisa di jadikan sebagai feedback untuk Dosennya sendiri.
Kuesionaer / Angket untuk Dosen
Ada banyak
cara untuk menilai kinerja seseorang, termasuk pengajar nah salah satu cara
yang paling bayak digunakan adalah menggunakan kuesioner / angket, cara ini
bayak digunakan karena hasil angket merupakan gabungan dari berbagai
pendapat. Menurut KBBI sendiri angket
berarti daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dng ruang untuk
jawaban bagi setiap pertanyaan. Jadi boleh
dikatakan angket itu kumpulan suara dari semua responden.
Penilaian
yang subjektif
Kuesioner/angket
memang banyak digunakan, tapi apa bisa dipastikan kalau hasilnya itu yang “sebenarnya”
mengingat yang kita nilai adalah Dosen kita sendiri, misalnya gini kebanyakan Mahasiswa
[saya nggak termasuk ya hehe pissss] justru memberikan nilai yang kecil
terhadap Dosen yang dianggak “Galak” atau karena tidak suka dengan mata kuliah
yang di ajarkan. Kalau kita mengulas
kembali fungsi, dan cara penilaian menggunakan angket penilaian macam itu
sebenarnya sah-sah saja dilakukan karena memang yang namanya kuesioner / angket
itukan diisi sesuai persepektif kita masing – masing [subjektif].
Kesimpulan menurut saya
Sebenarnya sih
kita boleh – boleh saja menilai Dosen secara subjektif seperti itu, tapi
alangkah lebih baiknya kalau kita menilainya sesuai dengan kinerjanya, jangan
karena kita tidak suka dengan mata kuliah [kalo nggak suka ngapain diambil?]
atau tidak suka dengan Dosennya lantas kita memberikan nilai yang kecil kepada Dosen
tersebut.